Kamis, 24 April 2008

Memahami Perasaan

Ada yang mendefinisikan bahwa perasaan merupakan cara kita mengkomunikasikan pesan pada diri sendiri, membahas perasaan mungkin agak sedikit rumit karena ini berkaitan dengan hal abstrak yang tidak bisa secara eksplisit yang bisa tampak adalah sikap dari perasaan itu sendiri.

Perasaan merupakan energi yang memberi kita kekuatan untuk bertindak, bila menganalogikan perasaan sebagai sebuah energi misalnya air yang di bendung terus-menerus dalam jangka waktu lama akan membuat bendungan atau tanggul jebol. Karena itu perasaan membutuhkan saluran sebagai jalan keluar, misalnya diekspresikan melalui perilaku. Perasaan tidak pernah salah, perilaku yang menjadi ekspresi suatu perasaan bisa salah namun perasaan sendiri tidak. Perasaan marah tidak salah namun akan menjadi salah bila perasaan marah disalurkan dengan perilaku memukul misalnya.

Seringkali kita sendiri tidak memahami perasaan kita sendiri, padahal perasaan perlu dipahami dan diterima. Setiap orang bertanggung jawab atas perasaannya sendiri, kita tidak bisa memaksa atau melarang orang untuk merasakan atau tidak merasakan suatu perasaan. Hukum fisika mengatakan bahwa energi tidak bisa dihilangkan namun bisa dirubah. Begitu juga dengan perasaan, perasaan tidak bisa dihilangkan namun bisa dirubah dengan cara-cara tertentu. Bagaimana perasaan yang negatif menjadi perilaku positif, ataupun sebaliknya. Marah, sedih dan takut bisa kita rasakan sebagai perasaan negatif karena ada persepsi rasa tidak aman, mengancam, terluka, dirugikan, ditinggalkan dll. Disisi lain perasaan cinta dan gembira kita rasakan sebagai perasaan positif karena ada persepsi rasa aman, kebutuhan yang terpenuhi.

Namun terkadang juga persepsi dari perasaan itu pun bisa salah sehingga mengakibatkan sikap yang salah dan tidak pada tempatnya. Memang rumit untuk memahami perasaan orang lain bila kita sendiri tidak bisa memahami perasaan sendiri. Kuncinya adalah jujur pada perasaan sendiri dan mengakui perasaan kita sendiri bukan bersikap denial….sehingga kita bisa me-labeli perasaan dengan tepat. Perasaan marah merupakan perasaan yang sering kali menyamar, suatu waktu saya khawatir akan sesuatu namun sikap dan perasaan yang keluar adalah marah dilain waktu saya takut akan sesuatu namun perasaan yang keluar juga marah. Itu hanya salah satu contoh saja bahwa terkadang dan mungkin seringkali manusia tidak memahami perasaannya sendiri.

Terutama semakin dewasa semakin kompleks perasaan kita akan berbagai hal. Kita boleh marah dan sedih namun bagaimana kita menyingkapi marah itu sendiri, bahkan dalam islam pun marah itu tidak dilarang namun ada panduan untuk mengatasi marah, semisal bila marah dalam posisi berdiri duduklah atau elus dada dan punggung dan yang paling baik berwudhu. Itu hanya sebagai contoh bahwa mengakui perasaan sendiri itu penting, menyampaikan ekspektasi terhadap orang lain juga penting sehingga bisa menyamakan ekspektasi. Meminimalisisr ekspektasi dan persepsi yang salah serta mengurangi over-estimate dan underestimate pada komunikasi perasaan. Terutama dalam dunia orang dewasa terlalu banyak kode-kode perasaan sehingga perasaan terkadang di-interpretasi secara semantis dan semiotis. Betapa dinamis manusia dengan perasaannya, penulis sendiri sebagai individu belajar memanajemen perasaan dan selalu mencoba memahami komunikasi perasaan itu sendiri. Belajar untuk peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain, pada dasarnya kita semua manusia pasti memilki perasaan, dan perasaan perlu dipahami dan diterima. Kita ingin dipahami orang lain? Mari belajar memahami orang lain.

Biene_maja
Donnerstag, den 24.04.2008

Tidak ada komentar: