Rabu, 05 Maret 2008

Mengenang sang kucing…

Hujan belakangan ini turun sepanjang hari….seringkali hujan di pagi hari….saya selalu suka suasana hujan, terutama hujan rintik. Orang bilang tabiatku mirip sekali kucing, setiap akan makan sesuatu pasti saya endus dulu baunya, posisi tidurku yang membulat dan meringkuk, takut ketinggian, bahkan saat saya bersin pun orang-orang disekeliling saya akan tertawa mendengar dan melihat bersin saya yang katanya mirip sekali kucing hmmmm..??yup kuakui saya memang dibilang si ratu kucing, bahkan ada yang bilang kalau ada anjing pasti akan menggonggongi saya karena saya bau kucing.

Haha ada-ada saja komentar orang-orang sekitar, dari semua yang dibilang teman dan keluarga tadi ada benarnya, saya tidak sepenuhnya “kucing” karena kucing takut air dan saya sangat suka sekali suasana hujan. Saya dulu punya seekor kucing namanya fatsy, karena fatsy kecil saat lahir begitu gemuk…namun seiring waktu ia tumbuh menjadi kucing dengan “tubuh ideal” (bagaimana bentuk tubuh kucing ideal yah? mean dia tidak segemuk waktu kecil? haha) ia kucing yang hiper…hiperaktif sekali, selalu lari kesana-kemari di dalam rumah saya yang panjang seperti lorong, saat saya sedang jalan di dalam rumah atau duduk pasti ia tiba-tiba menyerang dan menggigit manja bagian kaki saya tanda ingin main, saat sedang tidur lelap sekali pun ketika mendengar suara kulkas dibuka ia akan langsung lari menuju kulkas. Karena fatsy tahu makanan favoritnya ikan tongkol (which is my favorite food too ) saya simpan di dalam kulkas.

Dulu saya punya 5-7 kucing sekaligus, dibandingkan dengan kakakku dan adikku entah kenapa kucing-kucing itu suka sekali tidur di samping saya. Ternyata daya tarik saya sangat kuat untuk kucing-kucing itu hahaha . Mengenang fatsy…..kucing kesayangan saya, blasteran kucing angora dan kucing kampung, postur tubuhnya seperti kucing kampung dan ekornya berbulu sangat-sangat lebat seperti angora.

Ia sudah seperti sahabat kecil yang selalu menemani. Karena saya merawat dia sejak fatsy lahir. Hingga suatu waktu bunda memutuskan untuk memberikan kucing-kucing saya ke teman-teman dan tetangga, karena khawatir anak gadisnya terlalu sering dekat-dekat kucing, takut suatu waktu saya terkena toksoplasma katanya. Padahal fatsy itu kucing paling bersih dan sehat, rajin saya mandikan, rajin di check-up kesehatannya, rajin diberi vitamin. Namun sekeras kepala apapun saya keputusan bunda sudah bulat dan saya kalah berdebat. Hari perpisahan dengan fatsy tiba, ia diberikan ke teman adik saya yang mana pencinta kucing juga, dan dia seorang laki-laki, jadi mungkin tidak akan bermasalah dan takut dengan toksoplasma yang banyak menyerang kaum perempuan. Entah kenapa hingga kini setiap hujan rintik saya selalu teringat fatsy, ingat dulu fatsy pernah begitu takutnya akan hujan yang membasahi bulu-bulu halusnya. Dan saya akan tersenyum geli melihat ia blingsatan bila ada setetes air terkena di tubuhnya. Sekaligus saya akan memeluknya dan mengelap tubuhnya dengan handuk.

Saya akan selalu menyukai hujan rintik ini, mengingatkan saya pada banyak hal salah satunya fatsy, sahabat mungil yang akan menatap berbinar-binar bila saya mengajaknya ngobrol, dan ia hanya akan berbunyi miauw…atau hujan juga membangkitkan memori yang terkubur di masa lampau, selalu ada cerita di masa lalu, kenangan indah, buruk, konyol, lucu…hujan kali ini mengingatkan saya pada sesosok sahabat mungil yang kini entah dimana.

Biene_maja
Donnerstag, den 28.Februar 2008

Tidak ada komentar: