Minggu, 29 Juli 2018

Ada Apa Dengan Diriku dan Dirinya?


                        Kenapa judulnya harus begitu?apa gara gara terinspirasi tag line AADC? Nope bukan itu….hanya saja blogwalking di blog sendiri apalagi membaca tulisan sendiri yang ditulis 5 tahun yang lalu cukup membuat diri ini tertarik oleh mesin waktu dan tenggelam dalam zona memori. Zona memori ini sebagian membuat tersenyum, mesem-mesem atau bahkan tertegun berasa kena tamparan kuat. Satu hal yang menjadi tamparan adalah pada masa itu betapa tulisan tulisan saya sebagian besar berisi  tawa, semangat, harapan, dan pikiran positif tentang pencapaian impian.

                        Lalu saya pun tertegun……….ada apa dengan diri ini? kemana impian dan harapan yang dulu menggebu? Seolah kini sudah terkikis waktu, tersapu hujan oleh kenyataan hidup. Ah lagi lagi saya menyalahkan realita hidup. Mengapa manusia seringkali semakin tua menjadi sinis, mudah mengeluh, lupa menghargai hal-hal kecil dalam hidup <==== those negatives things really happen to me lately. Lupakah saya untuk tertawa, semangat, penuh harapan untuk setiap impian? Bukan tapi mungkin saya yang lupa mencintai diri sendiri dengan cara memberi hadiah untuk diri sendiri.  Mulai hari ini saya akan menyusun lagi daftar impian, rencana, harapan. Meskipun semua hal memang atas ijin Allah SWT yang Maha Kuasa namun ternyata merancang cita cita memberi energi khusus untuk diri ini yang tidak bisa digambarkan rasanya.

Beberapa lama berasa hanya menjalani hidup sekedarnya karena saya dan suami kehilangan mimpi kami. Seolah kata menjadi sangat mahal untuk kami ungkapkan satu sama lain karena hati yang kerap kali patah melihat garis satu pada test pack. Perlahan kami mulai ikhlas dan menyadari bahwa itu hak prerogative yang Maha Kuasa dan tak ada kata putus asa untuk terus berharap dan berusaha.

Lalu kami bertahap mencoba merajut mimpi kami yaitu memulai membeli sebuah rumah dan berakhir tidak sesuai rencana. Rumah tak jadi dan uang dibawa lari entah kemana oleh sang oknum developer. Sedih dan kesal sudah pasti karena kami hanya manusia biasa. Namun dibalik semua itu kami mendapatkan pelajaran berharga sekali.

Spontanitas kami pun memperpanjang paspor lagi….dan entah kenapa kami berdua begitu bersemangat dengan proses urusan administrasi paspor yang nun jauh di Karawang. Kami menikmati perjalanan proses urusan paspor, belok kuliner sate maranggi, saling mentertawai kebodohan yang kami buat. Meskipun tidak tahu akan dipakai kemana paspor itu namun rencana rencana mulai kami susun. Tempat tempat di belahan dunia yang ingin kami singgahi, kunjungi, itinerary, survey hotel, pesawat dan terhenti saat melihat saldo dalam buku tabungan kami kemudian tertawa bersama lagi dengan berkata: Sekarang masih mahal tapi bulan depan sudah murah untuk kita.

Kusadari…..mimpi membuat nyawa dan ruhku kembali. Kembali bersemangat menjalani hari, kembali bersemangat melewati hari-hari lelah bekerja karena kami punya tujuan. Kami menyadari bahwa roda akan selalu berputar….kini kami sedang berjuang memulai kembali mimpi…..hidup dalam mimpi….dan berjuang mewujudkan mimpi itu. Bismillah kami akan berjuang untuk merentangkan sayap bersama saling melengkapi….

Unsere Zimmer Juli 2018

Tidak ada komentar: