Kamis, 08 Mei 2008

Rupiah=Permen

Kemarin lusa saya berbelanja beberapa barang di salah satu mini market dekat rumah, saya membayar di kasir dengan pecahan uang puluhan ribu rupiah, yang membuat saya cukup terpana dan terheran-heran adalah uang kembalian yang diberikan sang petugas kasir. Uang kembalian yang harusnya di kembalikan sang kasir itu seharusnya Rp 8.850,- dan lucunya yang saya terima itu uang kembalian sebesar Rp 8.500,- plus tiga butir permen rasa durian, well sejak kapan mata uang rupiah menjadi permen? Untunglah saya suka rasa durian, coba kalau teman saya yang dapat kembalian permen rasa durian pasti sudah berakhir di tong sampah….kan mubazir ;p –red:beberapa teman saya sangat tidak suka durian-. Ataukah uang koin seratus rupiah sekarang sudah setara dengan satu butir permen?

Bukannya saya pelit atau hitungan, uang receh sedemikian tidak terlalu besar dan seharusnya tidak perlu dipermasalahkan dari segi nominal, apa mungkin saya harus memprotes sang kasir dan pihak manajemen karena hak kembalian saya diganti permen karena jelas uang receh dan permen tidak bisa saling substitusi?? yang menggelitik saya sebenarnya pihak mini market dan supermarket sangat diuntungkan dengan perkara satu atau dua butir permen tersebut, harga satu kantong permen biasanya berkisar 3 ribu hingga 4 ribuan bahkan ada yang hanya 2 ribuan dengan isi permen hingga 50 butir, katakan saja permen durian tadi satu bungkus harganya 4ribu nah bagi 50 berapa? Jatuh harga satuan Rp 80,- per butir, untung Rp 20,- dikalikan dengan beberapa ratus rupiah dari setiap pengunjung yang dikembalikan dengan permen.

Pasti saya di protes.....ya ampun segitu saja protes, pelit banget sih jadi orang? hitungan banget sih? Beramal dikit kenapa sih?...hehe ok..ok saya bukannya pelit dan itungan namun hanya tergelitik kesadaran bahwa sekarang ini uang rupiah bisa di substitusi dengan permen.

Sebenarnya kejadian semacam ini sekarang sudah banyak terjadi di setiap supermarket dan menjadi satu hal lumrah, suatu waktu saya pernah menemani sepupu saya yang sejak kecil tinggal di luar negeri naik angkutan umum, dia hanya bisa berbahasa indonesia sekedar halo, selamat pagi, selamat malam, selamat siang dan selamat tinggal. Lucunya sepupu saya ini memberikan ongkos recehan ratusan dengan permen, ongkos Rp 1.500,- dia bayar dengan satu lembar uang seribuan dan lima butir permen hal itu dia lakukan karena pernah berbelanja di supermarket dan di beri kembalian recehan dengan permen. Untung sang supir angkutan umum hanya tertawa dan berkata ” ini mah angkot neng bukan supermarket ”, sepupu saya bengong-bengong dan setelah saya jelaskan dia tertawa dan memberi uang seribu lagi kemudian sang supir memberi kembalian uang receh lima ratus rupiah, komentar sepupu saya ” ternyata supir angkutan umum lebih pandai dan adil daripada orang-orang berseragam di supermarket ” hahaha saya tertawa...dan miris juga sih. Memang hal kecil masalah permen VS rupiah tersebut, tapi bangsa kita cenderung melupakan hal-hal kecil dan remeh hingga akibatnya berdampak besar...

Nah kasus saya berbelanja diberi permen baru saya sadari setiba di rumah sehingga saya tidak bisa bertanya langsung ”memang permen juga mata uang kita ya mba?” dan lagi 50 rupiah saya diganti apa? Jadi semacam kembalian yang di korupsi....mungkin mereka tidak sadar, dan daripada berdosa saya ikhlaskan toh...nah ini bisakah dikategorikan korupsi kecil-kecilan...dari kecil menjadi besar dan tanpa kita sadari...naudzubillahimindzalik... Permen=Rupiah, saya membayangkan suatu waktu di Bank saya diberi uang receh dengan permen, mungkin lama-lama uang ribuan diganti dengan lolipop hehehe....

Biene_maja
Dienstag, may 2008

Tidak ada komentar: