Minggu, 13 Mei 2012

Suatu Hari Setelah Ujian -part 1-

Baru saja saya ngawas ujian Ujian Nasional SD kemarin tanggal 7-9 Mei 2012 yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia. Saya menemukan banyak hal dalam Ujian Nasional yang membuat saya dan beberapa rekan mengernyitkan dahi. Akan saya ceritakan cerita seru pengalaman selama Ujian Nasional di tulisan berikutnya, pengalaman "seru" yang membuat perasaan saya bercampur aduk antara miris, sedih dan cemas akan keberlangsungan pendidikan di negeri ini.

Hingga beberapa hari yang lalu saya tak sengaja membaca buku karya Tere Liye. Satu bagian dalam buku tersebut terngiang-ngiang dalam benak saya, mengingat pengalaman yang baru saya alami sebelumnya beberapa hari lalu pada saat Ujian Nasional. Bagian saat peran utama dalam buku ini tidak dapat mengikuti ujian karena Ibunya meninggal dunia pada saat waktu ujian berlangsung.

" ini ijazah kelulusan kau, Dam." kepala sekolah memberikan amplop biru itu.

Mataku membulat, tidak mengerti.
" Kau lulus dari Akademi Gajah. Nilai sempurna untuk kelas menggambar dan pengetahuan alam. Nilai rata-rata untuk enam pelajaran lainnya, serta nilai cukup untuk kelas memanah, tetapi siapa peduli dengan busur dan anak panah itu. Ah ya satu lagi, dua penghargaan tertinggi dari Akademi Gajah. Satu, untuk pencapaian dalam mengembangkan hubungan baik dengan penduduk perkampungan. Dua, untuk pencapaian dalam mengembangkan hidup yang bersahaja. Hanya ada dua petugas yang menolak memberikan penghargaan ini, petugas perpustakaan dan penjaga pintu gerbang yang kautipu pada malam berburu." Kepala sekolah tertawa.
" Tetapi aku tidak mengikuti satu ujian pun. Bagaimana mungkin aku dianggap lulus?" aku memotong tawa kepala sekolah.
" Kau seperti melupakan betapa luar biasanya sekolah di Akademi Gajah, Dam" Kepala Sekolah berkata  takzim. " Kami tidak mendidik kalian sekadar mendapatkan nilai diatas kertas. Seluruh kehidupan kalian tiga tahun terakhir, dua puluh empat jam, baik di kelas ataupun tidak adalah proses pendidikan itu sendiri. Itulah penilaian yang sebenar-benarnya. Kau lulus dengan baik." 


Ayahku (Bukan) pembohong - Tere Liye Hal.241


Berharap benar-benar terjadi di dunia nyata di negeri ini, penilaian secara holistik terhadap proses pembelajaran. Bukan ditentukan dengan 3 hari "hidup mati" kelulusan melalui Ujian Nasional. Ini hanya sebuah pemikiran yang muncul dalam benak saya sebagai rakyat Indonesia awam yang setiap hari berinteraksi dengan siswa dan melalui proses pendidikan yang panjang dan menakjubkan bersama mereka :-)


by
biene_maja
Sonnntag abend

Tidak ada komentar: