Beberapa minggu terakhir ini beberapa teman saya menikah, setiap minggu selalu ada undangan, bahkan bisa dalam satu hari ada dua undangan dari teman-teman saya. Baru saja saya menerima dua undangan lainnya untuk minggu depan. Dan terang saja pembicaraan bersama rekan-rekan tampaknya jadi seputar pernikahan *sedang hot*, berikut percakapan beberapa rekan lainnya yang merencanakan pernikahan di akhir tahun ini. Well syndrome twenty-something, maka tentu saja berkali mendapatkan pertanyaan, who’s next? Atau when will your turn?? Haha…pertanyaan “kapan menikah” tampaknya jadi kata favorit dari orang-orang belakangan ini, saya menjawab “wallahualam” atau “amien….nanti secepatnya, menanti sang pangeran datang melamar” or another answer “ nanti nunggu di mimpiin orang lewat istikharah hehe..” nah itu juga jawaban favorit saya belakangan ini menjawab pertanyaan yang sama dari orang-orang yang berbeda.
Yang pasti dua hal penting yang harus dipertimbangkan matang-matang sebelum menentukan keputusan besar itu, kesamaan visi dan sinergi. Kesamaan visi berarti kemapanan visi, dan dari berbagai informasi yang saya dapat serta saya mengamini juga bahwa ada tiga macam visi yang harus dicapai.
Pertama, visi agama…kesamaan visi keyakinan, bahwa agama merupakan landasan utama dalam membangun rumah tangga dan menjadikan agama sebagai dasar dalam menjalankan setiap fungsi kehidupan kita. Insya Allah, keluarga sakinah, ma wahdah, wa rohmah….semoga, karena setiap langkah diiringi dengan Ridha Allah. Katanya menikah itu separuhnya iman, separuhya lagi didapat dari yang lain.
Kedua, visi pekerjaan…means pekerjaan dalam rumah tangga, Tuhan menciptakan kaum hawa dan kaum adam dengan job desk masing-masing. Menjadi fitrah, namun akan berhasil bila bersinergi. Marriage is all about synergy, no one stronger than any other. Marriage means partnership, each one completed each other. Well begitulah menurut saya....karena saat pernikahan berjalan, laki-laki belajar untuk menjadi seorang suami, seorang pemimpin keluarga yang adil, dan seorang ayah yang bijak. Perempuan belajar menjadi seorang istri bagi suami, seorang istri yang mengatur secara detil mengenai rumah tangga, serta menjadi seorang Ibu sebagai madrasah pertama bagi manusia baru. Orang tua menjadi madrasah pertama bagi anak-anak, namun peran Ibu sangat besar disini. Well semuanya perlu sinergi dan partnership yang baik.
Terakhir, Visi materi…be realistic, menikah tidak cuma melulu cinta…menikah dengan tangan kosong dan sekantung cinta, well toh kita tidak makan dengan rumput kan? Bukan matre..namun harus dipikirkan baik-baik juga, banyak pernikahan rusak karena masalah materi. Nah masalahnya seberapa besar standar kita akan kemapanan dan materi. Bukan berarti untuk menikah harus kaya…sekaya-kayanya dulu. Punya modal mobil, rumah, pesawat jet, kapal pesiar atau segenggam berlian sebagai mahar misalnya. Well get realistic juga….kapan menikahnya nunggu begitu? kecuali memang udah super kaya tujuh turunan, masalahnya keinginan manusia itu tidak akan pernah berhenti di satu titik. Padahal menikah itu ibadah. Minimal sudah bekerja dan berpenghasilan, sisanya kembali kepada kelapangan hati menerima rezeki dari Allah, Allah maha Kaya dan manusia harus mau berusaha untuk menjadi lebih baik. Katanya takdir, doa dan hasil berusaha kita itu bertarung di langit sana. Allah akan mencukupkan rejeki hamba-Nya yang berusaha dan bersyukur....amien.
Maka sampai tiba waktunya menentukan keputusan besar *saat sang pangeran sudah meng-istikharahi kemudian diberi jawaban dari Sang pencipta, lalu sang pangeran datang melamar* sebisa mungkin menjaga hati dan selalu menghadirkan Allah dalam hati kita, kita tidak bisa menyangka-nyangka siapa yang akan menjadi partner hidup kita.
Fiuh jadi panjang kali lebar juga yah bahasannya, makanya kalau ada
pertanyaan-pertanyaan serupa terlontar lagi, saya hanya menyuruh...silakan baca saja blog saya hehehe...nah rekan yang bertanya dan sudah baca tulisan ini..cukup puas dengan jawaban saya? Setiap orang punya opini masing-masing, ini hanya sebentuk pemikiran saya mengenai hal itu. Jagalah hati jangan kau kotori ;)....
Biene_maja
Freitag, den 04.07.2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar